Rabu, 21 Desember 2011

Bukti Kasih Sayang Allah SWT



Bukti kasih sayang tak harus sesuai  dengan apa yang manusia harapkan, karena disetiap keinginan juga harapan selalu ada hawa nafsu yang ada disitu. Begitu juga dengan kasih sayang Allah, ketika manusia dihinggapi keputus- asaan ia bahkan tidak tahu apa sebenarnya yang dikehendaki oleh kemauan hati, tak jarang membuat pikiran seolah tumpul hingga tidak mampu berbuat apa-apa kecuali kegalauan yang buntu.
Tahukah? Bahwa kasih sayang Allah sebenarnya sedang memproses gegundahan hati yang seperti itu, guna mendapat predikat kependekaran dalam hal keimanan? Buktinya apa?

Coba kita tanyakan dan ingat-ingat kembali dalam do’a harian yang biasa kita lantunkan, do’a apa saja yang kita panjatkan?
اَللّٰهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
““Ya Allah! berikanlah kebaikan kepada kami di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari adzab Neraka.” (HR. Al-Bukhari-Muslim)
Bukankah do’a ini yang selalu dipanjatkan?
Atau pun yang ini?
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
““Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar dimasukkan
ke dalam Surga dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka. ” (HR. Abu Dawud-Ibnu Majah-Ibnu Khuzaimah)

Ketika kita minta kepada Allah, supaya diberikan kebaikan didunia jangan pernah beranggapan bahwa kebaikan dunia itu hanya yang enak-enak saja. Karena mustahil itu terjadi, bukankah kata kebaikan disini bermakna terhindar dari fitnah-fitnah dunia?
Juga kebaikan diakhirat nanti. Allah akan menunjukkan kasih sayangNya untuk memberikan kebaikan diakhirat dengan berupa ujian, dan tentunya itu dalam pandangan yang manusiawi sangatlah tidak meng-enakkan. Karena disitu kita disuguhi berbagai macam gempuran batu ujian yang tidak lain maksud Allah adalah sebagai jalan meningkatkan keimanan hambaNya.
Sayangnya ketika kita mendapati cobaan yang tidak menentramkan dihati atau bahkan sampai membawa kearah frustasi kita lupa dengan komitmen do’a yang senantiasa kita panjatkan. Tak jarang diantara kita seolah merasa tidak mendapati lembutnya kasih sayang dari Tuhan yang maha lembut, dan parahnya lagi sampai beranggapan Tuhan tidak adil. Na’udzubillah.

Sebagai ibroh, bukti kasih sayang Allah mengambil sesuatu yang teramat kita kasihi, sudah disuri tauladankan oleh beliau Rasul. Ketika air mata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menetes menangisi gugurnya para syuhada’, Sa’ad bin ‘Ubadah Radhiallaahu anhu bertanya: “Wahai Rasulullah, Anda menangis?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab: “Ini adalah rasa kasih sayang yang Allah Ta’ala letakkan di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya hamba-hamba yang dikasihi Allah Ta’ala hanyalah hamba yang memiliki rasa kasih sayang.” (HR. Al-Bukhari)

Dan ketika air mata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menetes disebabkan kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin ‘Auf Radhiallaahu anhu bertanya kepada beliau: “Apakah Anda juga menangis wahai Rasulullah?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab: “Wahai Ibnu ‘Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang diridhai Allah Ta’ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrahim.” (HR. Al-Bukhari)

Saudaraku, pada hakikatnya kita tidak punya apa-apa didunia ini, tapi kita sering merasa kehilangan dengan sesuatu yang tidak kita punyai. Kita sering merasa didholimi oleh keadaan, tahukan sebenarnya kita sendiri yang mendholimi keadaan itu sendiri dengan tidak relanya kita akan keadaan itu.

Sungguh, dosa… dosa… ya, dosa lah yang memporak-porandakan kehiduan kita. Karena janji Allah pasti akan datang kepada para pendosa, demikian juga janji Allah akan datang kepada mereka yang sudah bersusah payah menghindar dari dosa.

Kasih sayang Allah akan turun kepada mereka yang diberi kejayaan berupa harta namun ia lalai, hingga Allah mengambilnya kembali, agar mereka sadar “hartaku melalaikanku, kemudahan fasilitasku melalaikan ibadahku, sibuk kerjaku melalaikan taqarrubku, nafsu syahwatku melalaikanku tentang nikmatnya dzikir”.

Kasih sayang Allah akan turun kepada mereka yang terpedaya fitnah wanita atau pun pria. Ia (Allah) akan mengambil semua apa-apa yang menyebabkan mereka terpedaya, demi kembali kerengkuhanNya. Meskipun kasih sayang itu terwujud dari sesuatu yang berat untuk dihadapi.

Kalau kita benar-benar sadar, kita akan merasakan kalau Allah sudah menunjukkan sebuah jalan baru, yang lebih bersih juga begitu indah dibelahan bumiNya untuk menuntun kita kembali kejalanNya, melalui jalan kinsyafan juga pertaubatan.
Inilah hakikat sebenarnya dari do’a yang senantiasa kita lafadzkan.
Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar