Selasa, 30 Juli 2013

Mengenang Al Maghfurlah Al Ustadz Al Mukarrom Guru H.M. Fadhil Zein



AL USTADZ Al Mukarrom H.M. Fadhil Zein bin Muhammad Zein bin H. Ismail Khotib bin H. Ibrahim bin H.M. Sholih bin Khalifah Zainuddin bin Maulana  Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary


Begitulah nama lengkap dan silsilah dari Al Ustadz Al Mukarram Guru H.H. Fadhil Zein. Beliau lahir pada 25 Februari 1941. Menempuh pendidikan di Madrasah Al Khairiyah di Surabaya Jawa Timur dan Menamatkan sekolah di Pendidikan Guru Agama Negri (PGAN)


Pengabdian diri beliau dalam dunia pendidikan ke-Islaman di Pondok pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary Madrasah Sullamul Ulum. Dapat dikatakan sepanjang kehidupan beliau.

Dari muda usia dini sudah mengajar di tingkat ibtidaiyah (sekarang diniyah awwaliyah) dan ketika pemerintahan pada waktu itu sekitar tahun 70 – 80 an melakukan pengangkatan guru guru madrasah untuk menjadi PNS.


Beliau termasuk yang terpilih dan lulus mengikuti pendidikan kedinasan. Hingga akhirnya dianggat menjadi PNS dan  bertugas di lingkungan madrasah Sullamul Ulum. Hingga beberapa lama beliau bertugas.


Sehubungan kepala tingkat Ibtidaiyah pada  waktu itu Al Ustadz Al Mukarrom Al Maghfurlah Guru Mohammad As’ad wafat . Maka atas kesepakatan dewan asatidzah beliau diberikan tugas untuk menggantikan sebagai kepala tingkat Ibtidaiyah di sekitar tahun 80 an


Dan semasa kepemimpinan beliau ini lah didirikan pendidikan TKA/TPA Sullamul Ulum karena pada waktu itu sistem pendidikan baca tulis methode iqro mulai diperkenalkan. Hingga sampai sekarang ini TKA / TPA Sullamul Ulum masih tetap berjalan. Dan diera beliau pula di adakan khataman massal tiap akhir  tahun pelajaran.


Dari perjanalan keadaan madrasah beliau selalu memberikan ide dan inovasi segar agar madrasah bisa ikut serta berperan dalam mendidik ruhani generasi muda muslim. Pada tahun 95 an Departemena Agama (Depag) kabupaten Banjar (sekarang kementerian Agama Kab. Banjar) memberikan usulan agar madrasah Sullamul Ulum sudah waktunya untuk ditingkatkan menjadi pondok pesantren.


Maka  untuk menindak lanjuti usulan itu  komponen madrasah mengadakan rapat yang dipimpin oleh Al Maghfurllah KHA. Kasyfuddin (beliau sebagai sesepuh pada waktu itu) di tetapkan lah Al Ustadz Al Mukarrom Guru HM. Fadhil Zein sebagai pimpinan.

Karena sudah menjadi “Ijma’” dan konsensus dewan asatidazh maka beliau dapat menerima tugas baru itu meski tetap  tugas sebagai kepala tingkat ibtidaiyah. Karena tugas  pimpinan hanya sebagai konsolidator dan monitoring masing masing tingkat.


Meski beliau ditetapkan sebagai pimpinan pondok pesantren. Namun karena ketawadhu’an beliau. Beliau  mengatakan kepada penulis “Aku kada cucuk jadi pimpinan kada cucuk di sorbani. Jadi aku hanya PLH aja alias Pelaksana Tugas Harian Pimpinan.


Setiap surat dinas keluar yang behubungan dengan tugas ke pondok pesantrenan  yang penulis ketik dan harus ditandatangaani oleh beliau. Selalu beliau berpesan harus ditullis Plh Pimpinan Ponpes baru nama beliau. Inilah salah satu rasa dan perasaan hati beliau  yang bersahaja dan merasa tidak memadai untuk di tulis dengan sebutan pimpinan apalagi ada embel embel KH alias Kyai Haji.


Setelah sekian lama beliau mengemban tugas itu. Penulis sering berkonsultasi dan diberikan spirit dan gagasan untuk terus memajukan madrasah yang dicintai. Beliau sosok yang sangat humanis dan terbuka untuk diberikan masukan bahkan dalam sesi rapat beliau memberikan waktu untuk dialog.

Namun biasanya para asatidzah dan kepala masing masing tingkat madrasah yang teerdiri dari TKA/TPA, Ibtidaiyah (sekarang Diniyah Awwaliyah) Tsanawiyah (Sekarang Diniyah Wustho) dan Aliyah (sekarang Diniyah Ulya) serta para Tata Usaha masing masing tingkat ada ras sungkan untuk bicara panjang lebar.


Dan beliau sangat tahu dan memahami kondisi seperti itu, penulis disuruh untuk membuat potongan kertas kertas kecil dan menyuruh penulis, untuk dibagikan kepada para peserta rapat agar menulis apa saja usulan yang akan disampaikan. Begitulah gaya kepemimpinan beliau yang selalu memperhatikan apa dan keinginan para asatidazah dan kepala tingkat madrasah serta para tata usaha.


Sangat banyak pengalaman berharga yang penulis dapat dari beliau khususnya dalam hal administrasi dan manajemen madrasah. Hingga pada suatu hari penulis bincang bincang dengan beliau. Beliau katakan, kalau kita masuk dan memimpin di sebuah madrasah yang sistem administrasi dan manajemennya sudah tertata baik Itu biasa saja tidak ada tantangan dan rintangan. Tapi kalau kita membenahi dari nol maka itulah tantangan yang sebenarnya dan ada rasa kepuasan batin tersendiri. Itulah diantara spirit yang beliau berikan.


Diantara ketegasan dalam sikap beliau. Beberapa Asatidzah pernah mengusulkan salah seorang anak laki laki beliau  untuk ikut membantu di bidang administrasi khususnya ditingkat Ibtidaiyah. Melihat kemampuannya maka beliau putuskan untuk menerima usulan itu. Namun beberapa  tahun sang anak mulai jarang masuk tugas kemadrasah karena sambil ikutan bisnis diluar. Hingga akhirnya beliau berhentikan langsung.


Setiap penulis sowan kerumah beliau karena urusan administrasi dan surat menyurat. Karena kediaman beliau jaraknya dengan gedung madrasah cuman sekitar 60 – 70 an meter saja. Hampir dapat dipastikan kita bicara tidak sebentar bahkan bisa sampai  3atau 4 jam duduk lesehan. Yang dibicarakan semuanya pasti urusan bagaimana cara untuk memajukan madrasah itu sendiri. Bahkan kalau bukan penulis yang minta permisi. Beliau sanggup saja melayani untuk berdiskusi.


Dan diantara karakter dan  sifat beliau itu adalah beliau dengan tulus memuji asatidzah atas kinerjanya yang diberikan yang sesuai harapan. Namun  beliau pun tidak segan untuk mengoreksi dan memberikan teguran bila itu tidak sesuai dengan harapan dan teguran yang lazim beliau lakukan dengan nota (tulisan) mungkin pertimbangan beliau agar memberikan pelajaran secara tidak langsung kalau secara lisan nanti itu bisa mempermalukan. 


Gaya dan methode beliau dalam memberikan pelajaran dan pemahaman pembelajaran sangat mempengaruhi dan memberikan inspirasi bagi penulis. Beliau kalau di kelas selalu mengajak para santri untuk terlibat dalam interaktif. Dan Beliau hafal nama satu persatu santri dikelas.

Dan trik beliau dalam mengajar bila ada santri yang berbicara ata tidak memperhatikan pelajaran yang beliau sampaikan. Beliau biarkan saja dan tidak beliau tegur saat itu. Namun diakhir pelajaran beliau akan menanyakan masalah pelajaran yang telah  disampaikan kepada santri yang bicara tadi.

Nah dengan demikian setiap santri tidak akan berani lagi bicara atau tidak memperhatikan karena takut akan ditanya seputar pelajaran. Dan ini sangat efektif hingga para santri akan tekun mendengarkannya.


Beliau dalam bertutur dengan sangat lembut dan agak lirih serta datar, selama penulis berinterkasi dengan beliau hampir 20 an tahun baik ketika masih belajar dulu maupun selama ikut membantu di bidang administrasi. Tidak pernah penulis dengar suara kasar dari beliau. Dalam bicara selalu diselingi dengan senyuman khas dari beliau.


Pada suatu hari ketika penulis duduk di ruang kantor madrasah. Tiba tiba beliau masuk keruangan asatidzah yang di hadiri penulis dan ada dua asatidzah lain. Beliau cerita bahwa beberapa hari lalu   kedatangan seorang Ustadz dari sebuah pesantren terkenal di kabupaten Banjar dan meminta untuk belajar Ilmu Falak. Memang diantara spesialisasi bidang study yang beliau pegang adalah Ilmu Falak.

Nah kedatangan tamu itu yang mau belajar padahal hampir sebayaan umur dengan beliau. Sang tamu sambil membawa kopi teh dan lain lain. Tamu  tersebut tetap memposisikan sebagai murid meski bukan untuk belajar dari nol lagi tapi hanya sebatas pendalaman.


Ekspresi  Guru Fadhil ketika memceritkan itu kepada penulis. Beliau sambil tersenyum ada sesuatu yang penulis tangkap bahwa beliau  kagum dan memuji ketulusan hati sang Guru yang datang dengan tawadhunya belajar kepada beliau sambil membawakan oleh oleh.


Setelah sekian Al Ustadz Al Mukarrom Guru HM. Fadhil Zein mencurahkan segala kemamuan dan kemauan untuk pendidikan keIslaman di madrasah yang dicintai. Dengan bidang study spesialisasi Ilmu Falak, Ilmu Tarbiyah dan Durusullughah al Arobiyah serta Sirah Nabawiyah. Beliau sudah mulai sakit sakitan dan sejak tahun 2001 an beliau tidak dapat lagi mengajar menuju gedung madrasah karena usia yang sepuh hingga para santri yang mendatangi ketempat kediaman beliau dengan jadual yang diatur sedemikian rupa agar tidak bertabrakan.


Dan beberapa kali beliau masuk rumah sakit karena faktor usia yang sepuh. Tetapi semangat dan dedikasi yang kuat dari beliau ingin tetap menyumbangkan keilmuan kepada para santri hingga akhir kehidupan.


Hingga pada Senin, 20 Ramadhan 1434 H / 29 Juli 2013 M. Pernafasan beliau terasa sesak dan diputuskan oleh keluarga untuk kembali di opname di RSU Ratu Zalekha Martapura. Namun hanya bertahan dalam hitungan kurang lebih dua jam. Sekitar pukul 01.30 Wita beliau menghembuskan nafas terakhir. Inna Lillahi Wa Inna Ilayhi Roji’un.


Beliau wafat dalam usia 72 tahun lebih beberapa bulan. Dengan meninggalkan seorang isteri dan enam  anak laki laki serta dua anak perempuan  dan  beberapa cucu. Selamat Jalan Guru...!!!

Semoga segala amal usaha dan karya kebaikan beliau serta perjuangan dalam pendidikan keIslaman yang beliau lakukan lebih dari dua pertiga kehidupan beliau senantiasa menjadi amal jariyah dan kontribusi pahala di Akhirat kelak. Amin Ya Robbal Alamin.


اَللَّهُمَّ أكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ كَمَا يُنَقَّ الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قَبْرَهُ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجِنَانْ وَلاَ تَجْعَلْ قَبْرَهُ حَفْرَةً مِنْ حَفَرِ النِّيْرَانِ
اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ مُحْسِنَا فزدْ فِيْ إِحْسَانِهِ وَاِنْ كَانَ مُسِيْئَاَ فَتَجَاوَزْ عَنْ سَيِّئَاتِهِ


*) Oleh : Ali Sadikin Chalidy


Jumat, 26 Juli 2013

Seputar Tentang Nuzulul Quran


Metode Diturunkannya Al-Qur’an (Kaifiyah Inzal)

Pertama:
Al-Qur’an Diturunkan Secara Sekaligus

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ 
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (Al-Baqarah 185)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ 
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” (Al-Qodr 1)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ 
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi.” (Ad-dukhon 3)

Dalam 3 ayat di atas, semua menjelaskan tentang turunnya Al-Quran pertama kali, yaitu pada bulan Ramadhan tepatnya malam lailatul qadar; malam kemuliaan. Dan pada surat Ad-Dukhon yang dimaksud malam mubarok ialah malam lailatul qadar pada bulan Ramadhan sebagaimana yang dikatakan oleh kebanyakan ulama tafsir. (lihat Ruhul Ma'ani - tafsir Al-Alusi)

Dalam kitab Al-Burhan Fi ‘Ulumil-Qur’an karangan Syeikh Badruddin Az-Zarkasyi (W. 794 H), beliau mengatakan bahwa dalam hal ini para Ulama berbeda pendapat ke dalam 3 pendapat yang masyhur.
Dan dari tiga pendapat tersebut, yang paling mendekati kepada pendapat yang kuat dan benar ialah pendapat yang banyak dipegang oleh Jumhur Ulama, yaitu:

Bahwa Al Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia (daarul Izzah) pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan dengan cara berangsur-angsur sepanjang kehidupan Nabi saw setelah beliau diangkat menjadi Nabi di Mekah dan Madinah sampai wafat beliau.

Banyak para ulama yang mengatakan bahwa pendapat inilah yang paling mendekati kebenaran, berdasarkan suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Hakim dalam mustadroknya dengan sanad yang shahih, dari Ibnu Abbas radhiyallhu ‘anhuma, beliau mengatakan bahwasanya Al-Quran itu turun sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul qadr. Kemudian diturunkan berangsur-angsur selama 20 tahun, kemudian ia mambaca ayat,

وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا 
“Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik.” (QS. Al Furqan: 33)

وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً 
“Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra: 106)
Imam An-Nasa’i juga meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “……dan Al-Qur’an diletakkan di baitil izzah dari langit dunia kemudian Jibril turun dengan membawanya kepada Muhammad SAW.”

Kamis, 25 Juli 2013

Sejarah Singkat Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary


SEKILAS PROFIL 
"PONPES SYEKH MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY"
SERTA VISI DAN  MISINYA

Visi dan Misi  Pondok Pesantren


Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary yang hadir ditengah-tengah masyarakat Dalampagar Ulu Martapura Timur Kalimantan Selatan adalah hasil sebuah kreatifitas para Ulama dan tetuha masyarakat yang dalam kehadirannya mempunyai pandangan bahwa generasi yang Islami harus selalu dan senatiasa menjadi pilar utama sebuah komunitas ummat dalam menyambung syiar Islam di dunia ini, maka visi dan misi utama dari kehadiran pondok pesantren ini adalah : 
  • Mendidik santri (generasi muda Islam) yang mempunyai Akhlaqul Karimah dan mampu menyerap serta memelihara dan mempertahankan nilai nilai Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah yang telah diwariskan oleh  para Ulama Salafiyah terdahulu.
  • Menjadikan santri terampil, mempunyai wawasan luas, dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya menurut nilai keIslaman.
  • Menumbuhkan dan memiliki kecerdasan jiwa, rasa dan karsa terhadap lingkungan sekitar dan sesamanya.
  • Mendorong santri agar tumbuh menjadi insan  yang inisiatif dan responsive.
  • Membentuk santri yang sehat dan kuat secara fisik jasmani dan mentalitas rohani.
Tujuan dan Strategi  Pondok Pesantren

Dengan terwujudnya pembinaan dan pengembangan Pondok Pesantren ini, akan berupaya menggulirkan aktifitas pendidikan Islamiyah bagi putera-puteri Islam yang memiliki :
  • Aqidah yang shohihah yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah baik dalam Ke-Tauhidan ( Ilmu kalam ) Akhlaq & Adab (Tasawwuf)  serta Fiqh (Syari’ah)
  • Akal dan Ruhani yang cerdas
  • Tubuh dan jasmani yang bersih dan sehat.
  • Menguasi dan memahami ilmu-ilmu dasar ke-Islaman untuk dapat membaca kitab kuning  (kutubussalafishsholih) 
  • Mengembangkan nilai - nilai keilmuan yang telah diperoleh kepada keluarga dan lingkungan sekitar dimana berada.

Sabtu, 20 Juli 2013

Narasi Pengantar Perpisahan Alumni Ke-41 Diniyah Ulya Tahun 2012/2013


KEPALA TINGKAT DINIYAH ‘ULYA 
MADRASAH "SULLAMUL ULUM” 
DALAMPAGAR ULU - MARTAPURA TIMUR - KALIMANTAN SELATAN

 Pengantar Perpisahan


 الحمد لله القائل : يرفع الله الذين أمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات, والصلاة والسلام على أفضل المخلوقات, سيدناومولانا محمد صاحب الايات البينات, الذى قال : طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة , وعلى آله وصحبه ومن تبعهم الى يوم القيامة , وبعد : 

Atas nama Keluarga Besar Madrasah “Sullamul Ulum” Dalampagar Ulu Martapura Timur dalam kesempatan ini, mengucapkan "selamat jalan" kepada para santri yang telah mengakhiri pendidikan Agama Islam dialmamater ini dan kini akan kembali kekampung halaman masing-masing. 

Meskipun tuntunan agama kita mengajarkan bahwa menuntut ilmu itu tidak mengenal ruang batas dan waktu namun dengan harapan, ini dapat menambah perbendaharaan ilmu iman dan amal serta dapat diimplementasikan apa yang telah diperoleh semasa menempuh studynya dan dapat berguna baik bagi diri pribadi alumni, keluarga serta lingkungan sekitarnya. 

Kiranya album sederhana yang diterbitkan oleh bagian Tata Usaha Madrasah ini, dapat dijadikan sebagai perajut tali silaturrahmi baik antara para alumni dengan asatidzah maupun antara sesama alumni sebagai sahabat yang telah merasakan melodi kehidupan dikala suka maupun ketika berbagi rasa dalam meretas kehidupan menuntut ilmu. 

Dan kiranya pula album kecil ini dapat memberikan suatu makna dan guna serta sebagai pelipur lara dikala sedang kaganangan dan dandaman yang karena sesuatu dan lain hal tidak dapat bertemu seperti dulu lagi. Akhirnya tiada besar harapan dan pesan kami para asatidzah, hanyalah agar para alumni selalu menjaga nama baik almamaternya dalam sikap dan tingkah laku dimana saja dan kiranya sertakanlah kami dalam doamu disetiap waktu. 

Semoga segala amal usaha dan karya kebaikan kita semua, senantiasa menjadi amal jariyah dan kontribusi serta investasi pahala di Akhirat kelak. Dan bilamana taqdir Ilahi menggariskan kita dapat lagi dipertemukan, bila tidak disini semoga nanti dialam abadi, Amin Yaa Robbal Alamin. 

Dalampagar Ulu, 24 Sya’ban 1434 H./03 Juli 2013 M. 

Atas Nama Dewan Asatidzah 
Kepala Tingkat Diniyah ‘Ulya, 

 H.M. Mazani AR.

 

Rabu, 17 Juli 2013

Alumni Ke-41 Diniyah Ulya Tahun Pejaran 2012/2013


Susunan : Acara Perpisahan Kelas III Tingkat Diniyah Ulya tahun pelajaran 2012/2013 Madrasah Sullamul ‘Ulum Dalampagar Ulu Martapura Timur Hari : Rabu, 24 Sya’ban 1434 H / 03 Juli 2013 M.
  • Iftitah Pemandu Acara / Santri Kelas XI Ulya (Muhammad Haulani)
  • Pengajian Ayat-Ayat Suci Al-Qur’anul Kariem (M. Rizqi H. Sufyan) Santri Kelas VI Awwaliyah 
  • Laporan Panitia Pelaksana Perpisahan (Abdurrahim) Ketua Panitia / Santri Kelas XII Ulya Sambutan orang tua/wali santri Kelas XII Diniyah Ulya (H. Husni Latief ) Orangtua/wali santri dari Wajihurrasyidah 
  • Pesan dan Kesan dari Santri yang meninggalkan Mahmudi Santri Kelas XII Ulya 
  • Pesan dan Kesan dari Santri yang ditinggalkan (M. Zaini Habibi) Ketua ISMA / Kelas XI Ulya Pembacaan SKEP. Kepala Tingkat Diniyah Wustho/Ulya (Ust. Muhammad Syahrian) Dewan Asatidzah Ulya/Wustho 
  • Penganugerah Surat Tanda Kelulusan & Hadiah peserta terbaik - Dipandu oleh : Ust. Muhammad Rofi’ie 
  • Amanat dan Taushiyah Kepala Tingkat Diniyah Ulya (Ust. H.M. Mazani AR.) Kepala Tingkat Diniyah Ulya 
  • Do’a dan Khotimah (Ust. Muhammad Hifni Afief) Dewan Asatidzah Ulya













Untuk Galeri Photo Lengkapnya (akses lewat laptop/PC) Dapat di Klik DISINI
Untuk Galeri Photo Lengkapnya (akses lewat HP/Blackberry)) Dapat di Klik DISINI


Kamis, 04 Juli 2013

Pengumuman Penerimaan Santri Baru (PSB) Tahun Pelajaran 2013 / 2014


MADRASAH “SULLAMUL ‘ULUM”
DALAMPAGAR ULU MARTAPURA TIMUR KAL IMANTAN SELATAN
Tingkat Diniyah Wustho – Tingkat Diniyah 'Ulya 

PENGUMUMAN
Nomor : 01-PSB/SU/D/W.U./07/2013

Madrasah Diniyah “Sullamul Ulum” Dalampagar Ulu Martapura Timur Kalimantan Selatan berdiri sejak tgl. 14 Syawwal 1350 H bertepatan dengan tanggal 01 Juni 1931 M berstatus swasta dan otonom tidak berafaliasi dengan organisasi keagamaan dan politik tertentu.

Bertujuan :
Misi dan Visi didirikannya oleh para Ulama dan tokoh masyarakat pada waktu itu, adalah untuk membina insan ilmiyah religius dan bertaqwa kepada Allah SWT serta melestarikan dan mengamalkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah Waljama’ah.

Dalam Perkembangannya :

  1. Hasil lulusan dan alumni pertama sampai tahun ke- 38 saat ini yang tersebar dibeberapa daerah propinsi kawasan Kalimantan kini telah berhasil menjadi panutan masyarakat sekitarnya.
  2. Madrasah "Sullamul 'Ulum" mempunyai beberapa tingkatan dan berada dibawah naungan Pondok Pesantren “Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary”.
  3. Bagi para santri yang berprestasi dikelasnya, mendapat prioritas untuk diikutsertakan dalam kegiatan dan perlombaan yang bersifat ilmiyah dan mendapatkan bantuan pendidikan.

Sarana dan Prasarana :


Bagi santri yang datang dari luar daerah disediakan asrama dan rumah sewaan milik penduduk sekitar Madrasah.

Diluar pelajaran formal pagi dari jam 08.00 s/d. 12.00 diadakan Majelis Ta’lim baik diruang Aula Madrasah maupun dirumah-rumah dewan asatidzah (waktu ba’da Magrib, Isya, dan Ashar)

Gedung Madrasah berdiri ditengah-tengah Desa Dalampagar Ulu Kecamatan Martapura Timur dengan konstruksi beton dua tingkat. Terletak dipinggir jalan Desa Dalampagar Ulu, jarak dari ibukota Kab. Banjar (Martapura Kota) sekitar 3 (tiga) kilometer. Dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat.

MENERIMA PARA SANTRI BARU TINGKAT WUSTHO & 'ULYA
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014


TINGKAT DINIYAH WUSTHO

I. Santri (dari dalam lingkungan ponpes) lulusan tingkat Diniyah Awwaliyah Madrasah Sullamul Ulum yang meneruskan kejenjang Tingkat Wiustho persyaratan sebagai berikut :

  1. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 100,000 (seratus ribu rupiah) rincian terlampir di formulir pendaftaran.
  2. Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan 
  3. Melampirkan photo copy akta kelahiran dan  ijazah terakhir.
  4. Melampirkan pas photo 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar.
  5. Menandatangani ikrar / baiat santri.
  6. Diantar dan didampingi oleh orang tua/walinya.

II. Calon santri lulusan tingkat Ibtidaiyah / Awwaliyah (Negeri dan Swasta) dari luar madrasah dengan persyaratan :

  1. Melampirkan Photo copy akta kelahiran dan ijazah terakhir satu lembar.
  2. Melampirkan Pas photo 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar.
  3. Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan 
  4. Membayar biaya pendaftaran yang telah ditetapkan sebesar Rp. 300,000 (tiga ratus ribu rupiah) rincian biaya terlampir di formulir pendaftaran (termasuk SPP 1 bulan )
  5. Menandatangani baiat / ikrar sebagai santri.
  6. Memperlihatkan surat idzin tinggal sementara dari Pambakal Dalampagar Ulu (bagi calon santri yang akan memondok)
  7. Diantar dan didampingi oleh orang tua/walinya.

TINGKAT DINIYAH 'ULYA

I. Calon santri (dari dalam lingkungan ponpes) lulusan dari tingkat Diniyah Wustho Madrasah “Sullamul ‘Ulum” dengan persyaratan :

  1. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp.100,000 (seratus ribu rupiah) rincian terlampir diformulir pendaftaran
  2. Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan 
  3. Melampirkan photo copy akta kelahiran ijazah terakhir.
  4. Melampirkan pas photo 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar.
  5. Menandatangani ikrar / baiat santri.
  6. Diantar dan didampingi oleh orang tua/walinya.

II. Calon santri tamatan Tsanawiyah/Wustho ( Negeri / dan Swasta) dari luar madrasah dengan persyaratan :

  1. Melampirkan Photo copy akta kelahiran dan ijazah terakhir satu lembar.
  2. Pas photo ukuran 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar.
  3. Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan Panitia Penerimaan Santri Baru.
  4. Membayar biaya pendaftaran yang telah ditetapkan sebesar Rp.3000.000 (tiga ratus ribu   rupiah) rincian biaya terlampir di formulir pendaftaran (termasuk SPP 1 bulan)
  5. Menandatangani baiat / ikrar sebagai santri.
  6. Memperlihatkan surat idzin tinggal sementara dari Pambakal Dalampagar Ulu (bagi calon santri yang akan memondok)
  7. Diantar dan didampingi oleh orang tua/walinya.

WAKTU DAN TEMPAT PENDAFTARAN

  1. Waktu pendaftaran dibuka sejak tanggal 01 Juli 2013 sampai dengan 31 Agustus 2013.
  2. Pendaftaran untuk tingkat Diniyah Wustho kepada Ust. H. Abdul Halim ZA. ( Kepala Tingkat Diniyah Wustho )
  3. Untuk tingkat Diniyah 'Ulya kepada Ust. HM. Mazani AR. (Kepala Tingkat Diniyah Ulya )
  4. Tempat pendaftaran di Kantor Madrasah Sullamul ‘Ulum tiap hari kerja mulai jam 08.00 s/d. 12.00 atau dapat menemui dirumah kediaman Kepala Madrasah masing-masing tingkat.

HAL-HAL LAIN 

Calon santri dari luar tingkatan dimadrasah Sullamul Ulum yang mendaftar akan dilakukan TESTING untuk menetapkan kelas dan tingkatnya.
Hal - hal lain yang belum jelas dapat ditanyakan langsung ketika mendaftar. Berkas lengkap dapat diunduh dalam format PDF  Klik Disini



Dikeluarkan di : Dalampagar Ulu
Pada tanggal : 22 Sya'ban 1434 H / 01 Juli 2013 M
 



Kepala Diniyah Wustho,               Kepala Diniyah 'Ulya
(H. Abdul Halim ZA)                     (H.M. Mazani AR)